makalah Trichomonas vaginalis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Trichomonas vaginalis merupakan
protozoa patogenik yang biasanya dijumpai di traktus
genitaourinaria manusia
yang terinfeksi. Ditularkan melalui hubungan seksual, yang dapat
menyebabkan
vaginitis pada wanita dan uretritis non-gonococcoal pada pria.
Trichomonas vaginalis sangat banyak ditemukan di berbagai tempat, ataupun belahan Dunia manapun, Trichomonas vaginalis lebih banyak
ditemukan pada negara berkembang dari pada negara yang maju, contohnya adalah negara Indonesia, hal ini
disebabkan karena kurangnya tingkat
pendidikan dan minimnya pengetahuan serta kurangnya kesadaran tentang bagaimana
menjaga kebersihan diri oleh masyarakat itu sendiri.
Penyakit ini memiliki gejala
yang kurang diketahuai sehingga terkadang orang yang terkena protozoa ini tidak
menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi pada tahap awal, cara penularan
penyakit ini juga sangat gampang melalui lingkungan disekitar kita tanpa kita
sadari.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
diatas maka rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1.
Bagaimanakah sejarah Trichomonas
vaginalis?
2.
Bagaimanakah klasifikasi dari Trichomonas
vaginalis?
3.
Bagaimanakah morfologi dan struktur genom dari Trichomonas vaginalis?
4.
Bagaiamanakah siklus hidup dari Trichomonas
vaginalis?
5.
Dimanakah habitat dan bagaimana epidemiologi Trichomonas vaginalis?
6.
Bagaimanakah penyebaran dan gejala dari Trichomonas
vaginalis?
7.
Bagaimanakah diagnosa, cara mencegah dan mengobati Trichomonas vaginalis?
1.3.Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan
masalah diatas maka tujuan dari makalah ini
adalah untuk:
1.
Mengetahui sejarah dari Trichomonas
vaginalis
2.
Mengetahui klasifikasi dari Trichomonas
vaginalis
3.
Mengetahui morfologi dan struktur genomnya dari Trichomonas vaginalis
4.
Mengetahui siklus hidup dari Trichomonas
vaginalis
5.
Mengetahui habitat dan epidemiologi Trichomonas
vaginalis
6.
Mengetahui penyebaran dan gejala Trichomonas
vaginalis
7.
Mengetahui diagnosa,cara pencegahan dan pengobatan Trichomonas vaginalis
BAB II
ISI
2.1. Sejarah Trichomonas
vaginalis
Trichomonas vaginalis pertama
kali dideskripsikan oleh Alfred Donne pada tanggal 19 September 1836 pada saat
Academy of Sciences di Paris. Pada saat
itu dikatakan bahwa ia menemuakan suatu organisme yang disebutnya sebagai animalcules dari sekret segar vagina . Dan disepakati pada saat
itu juga organism ini dinamakan Trichomonas vaginale , oleh
karena mirip dengan organism dari genus Monas dan Trichodina .(Candiani
GB,1973). Dua tahun kemudian, Ehrenberg memastikan penemuan
Donne dan memberikan nama pada protozoa ini yaitu Trichomonas vaginalis. Pada
tahun 1884, Marchan menemukan Trichomonas vaginalis pada traktus urin arius pria. Dan baru pada
ahun 1916 Hoehne melaporkan bahwa Trichomonas vaginalis adalah
flagella yang patogenik karena menemukan kolpitis yang disebabkan oleh Trichomonas
vaginalis .
2.2. Klasifikasi Trichomonas
vaginalis
Trichomonas vaginalis merupakan
protozoa yang bersifat parasit, berdiameter 10-30 µm, dan memiliki flagel, anaerobik, protozoa flagellated, bentuk
mikroorganisme. Parasit mikroorganisme adalah agen penyebab trikomoniasis, dan
yang paling umum infeksi protozoa patogen manusia di negara-negara industri ataupun negara berkembang.
Berdasarkan klasifikasi umumnya maka Trichomonas vaginalis memiliki
klasifikasi sebagai berikut :
Klasifikasi
:
Class: Flagellata
Family: Trichomonadidae
Genus: Trichomonas
Speciees: Trichomonas vaginalis, Trichomonas hominis ,Trichomonas faetus
Class: Flagellata
Family: Trichomonadidae
Genus: Trichomonas
Speciees: Trichomonas vaginalis, Trichomonas hominis ,Trichomonas faetus
Menurut Donne 1836 klasifikasi ilmiah Trichomonas vaginalis adalah :
Domain: Eukarya
Domain: Eukarya
Filum : Metamonada
Kelas : Parabasalia
Order :
Trichomonadida
Genus : Trichomonas
Spesies: T.
vaginalis
nama binomial : Trichomonas
vaginalis.
2.3. Morfologi dan Struktur
Genom Trichomonas vaginalis
a. Morfologi
Trichomonas vaginalis merupakan
protozoa dari superclass Mastigophora, class Zoomastigophora, ordo
Trichomonadina, dan family trichomonadidae. Family Trichomonadidae ini kemudian
oleh Honigberg pada tahun 1946 dibagi menjadi sub family Trochomonadinae
(dengan genus Trichomonas dan Pentatrichomonas) dan
Trichomononadinae. (Andriyani,Yunilda,2005)
Trichomonas vaginalis berbentuk
oval , panjang 4 – 32 µm dan lebar 2,4 – 14,4 µm, memiliki flagella dan
undulating membran yang panjangnya hanya setengah panjang tubuhnya. Intinya
berbentuk oval dan terletak dibagian atas tubuhnya, dibelakang inti terdapat
blepharoblast sebagai tempat keluarnya 4 buah flagella yang
menjuntai bebas dan melengkung diujungnya sebagai alat geraknya yang maju
mundur . (Chin J,2000)
Flagella ke 5 melekat diundulating membrane dan
menjuntai ke belakang sepanjang setengah panjang tubuhnya . Sitoplasma terdiri
dari struktur yang berfungsi seperti tulang yang disebut axostyle.
Sementara T. vaginalis tidak memiliki bentuk kista,
organisme dapat bertahan hingga 24 jam dalam urin, air mani, atau bahkan sampel
air. Ini memiliki kemampuan untuk bertahan pada fomites dengan permukaan lembab
selama 1 sampai 2 jam.
Trichomonas vaginalis ini memperoleh makanan secara
osmosis dan fagositosis. Makanannya adalah kuman-kuman darisel-sel
vagina dan leukosit.
Trichomonas vaginalis tidak
memiliki stadium kista tetapi hanya ditemui dalam stadium Tropozoit dan
ciri-cirinya adalah :
1. Bentuknya
oval atau piriformis.
2. Memiliki
4 buah flagel anterior.
3. Flagel
ke 5 menjadi axonema dari membran bergelombang
(membranaundulant)
4. Pada
ujung pasterior terdapat axonema yang keluar dari badan yang
diduga untuk
melekatkan diri pada jaringan sehingga
menimbulkan iritasi,
5. Memiliki
1 buah inti,
6. Memiliki
sitostoma pada bagian anterior untukmengambil makanan,
perkembangbiakan dengan cara belah pasang.
b. Struktur Genom
T. vaginalis genom
parabasalid pertama yang dijelaskan. Genomnya adalah sekitar 160 megabases
dalam ukuran dengan setidaknya 65% dari mengulangi dan elemen transposabel.
Satu set inti ± 60.000 gen protein-coding diidentifikasi, yang berarti T.
vaginalis memiliki salah satu coding kapasitas tertinggi di antara eukariota.
Intron ditemukan di 65 gen, RNA transfer yang ditemukan untuk semua dua puluh
asam amino, dan sekitar 250 DNA ribosom diidentifikasi dalam genom ini. Ada
enam kromosom di T. vaginalis. Sebuah penemuan yang menarik adalah bahwa mesin
transkripsi eukariot ini muncul lebih metazoan dari protozoa. Genom ini juga
menunjukkan terdapat 152 kasus transfer gen prokariot-to-eukariot lateral yang
mungkin. Genom membantu dengan penemuan jalur metabolisme yang tidak diketahui,
klasifikasi mekanisme patogen, dan identifikasi fungsi yang tidak diketahui
organel di T. Vaginalis.
2.4. Siklus hidup Trichomonas
vaginalis
Perkembangbiakannya dengan
cara berkembang biak secara belah pasang longitudinal dan inti
membelah dengan cara mitosis yang dilakukan setiap 8 sampai 12 jam dengan
kondisi yang optimum. Jadi tidak heran bila dalam beberapa hari saja
protozoa ini dapat berkembang mencapai jutaan. Tidak
seperti protozoa lainnya, trichomonas tidak memiliki bentuk kista. Sel-sel
trichomonas vaginalis memiliki kemampuan untuk melakukan fagositosis.
Untuk dapat hidup dan berkembang
biak, trichomonas vaginalis membutuhkan kondisi lingkungan yang konstan dengan
temperatur sekitar 35-37˚C, hidup pada Ph diatas 5,5- 7,5. Sangat sensitif
terhadap tekanan osmotik dan kelembaban lingkungan. Protozoa ini akan cepat
mati bila diletakkan di air atau di keringkan. Meskipun penularan trichomonas
vaginalis secara non-venereal sangat jarang, ternyata organisme dapat hidup
beberapa jam dilingkungan yang sesuai dengan lingkungannya.
Trichomonas
vaginalis bergerak dengan cepat berputar-putar di antara
sel-sel epitel dan leukosit dengan menggerakkan flagel anterior dan
membran bergelombang.
Parasit ini mati
pada suhu 500C, tetapi dapat hidup selama5 hari pada suhu 00C.
Dalam biakan, parasit ini mati pada
pH <4,9, (pH vagina 3,8 - 4,4)
dan tahan terhadap desinfektans dan antibiotik.
Trichomonas vaginalis dapat
diidentifikasi dari sediaan sekret vagina yang masih segar, dimana kita dapat
melihat organisme ini secara jelas pergerakannya. Selain dari sekret vagina
yang masih segar lebih baik karena protozoa ini sangat sensitif dan mudah mati,
apalagi pada urine bisa terdapat sel-sel lain (seperti leukosit) yang
menyulitkan kita untuk membedakannya.
Trichomonas
vaginalis berada di saluran alat kelamin perempuan bagian
bawah. Pada laki-laki berada di uretra dan prostat.Memperbanyak diri
dengan pembelahan biner ( satu menjadi dua). Parasit tidak memiliki
bentuk kista, dan tidak bertahan dengan baik di lingkungan luar.Trichomonas vaginalis ditularkan di
antara manusia, terutama melalui hubungan seksual.
2.5. Habitat dan Epidemiologi Trichomonas vaginalis
Epidemiologi
Trikomoniasis
vagina ditemukan di mana-mana, sukar untuk menentukan frekuensi penyakit ini di
suatu daerah karena kebanyakan penelitian dilakukan pada golongan tertentu saja
seperti golongan wanita hamil (18 – 25 % di AS) dan dari klinik ginekologi ( 30
– 40 % di Eropa timur ). Di Indonesia berdasar hasil penelitian di RSCM Jakarta
terdapat 16% kasus dari klinik kebidanan dan 25 % wanita dari klinik ginekologi
( sample sebanyak 1146 orang ). Trichomonas vaginalis biasanya
ditularkan melalui hubungan seksual dan ternyata organisme ini dapat
bertahan hidup selama 45 menit di tempat dudukan toilet, pakaian mandi dan air
hangat. Penularan perinatal ditemukan sekitar 5 % dari ibu yang terinfeksi
trikomoniasis, tetapi biasanya sembuh dengan sendirinya ( self – limited ) oleh
karena metabolism dari hormon ibu.(Prasetyo H.R,2002)
Pada wanita Trichomonas
vaginalis sering diketemukan pada kelompok usia 20 – 49 tahun ,
berkembang pada usia muda dan usia lanjut dan jarang terjadi pada anak gadis.
Pada penelitihan sekitar tahun enampuluhan angka infeksi Trichomonas
vaginalis mencapai tiga kali lipat dari infeksi candida pada
wanita yang telah menikah. Dan angka ini bervariasi dapat mencapai 15 % atau
lebih terutama pada wanita yang kurang memperhatikan kualitas kebersihan
pribadinya .(Chin J,1973)
2.6. Penyebaran dan gejala Trichomonas vaginalis
a.
Penyebaran Trichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis disebabkan oleh sejenis
parasit berukuran kecil yang disebut Trichomonas
vaginalis. Parasit ini biasanya disebarkan
melalui hubungan seks tanpa kondom atau saling berbagai alat/mainan seks.
Penyakit ini tidak bisa ditularkan melalui: Seks oral. Seks anal.
Ciuman. Berbagi pemakaian alat makan, dudukan toilet, dan handuk.
Trichomonas vaginalis dapat
terjadi pada wanita maupun pria . Pada wanita penularan penyakit ini dapat
terjadi secara langsung dan tidak langsung . penularan secara langsung terutama
melalui hubungan seksual dan penularan secara tidak langsung dapat terjadi pada
penggunaan fasilitas umum yang kurang terjaga kebersihannya seperti toilet ,
kolam renang, pakaian dan air sungai yang telah terkontaminasi.
Sedangkan pada pria biasanya hanya terjadi penularan secara langsung yaitu
melalui hubungan seksual. Gejala dari infeksi ini sangatlah luas pada wanita,
umumnya infeksi ini menyerang daerah vagina yang biasanya ditandai dengan
keputihan abnormal hingga terjadi radang pada vagina atau vaginitis , sedangkan
pada pria biasanya menginfeksi pada urethra.
T.
vaginalis menyerang mukosa urogenital manusia di
mana menginduksi peradangan. Ada banyak mekanisme yang dianggap bertanggung
jawab untuk sukses kolonisasi: mengikat dan degradasi komponen dari lendir dan
protein matriks ekstraseluler, mengikat sel inang termasuk sel epitel vagina
dan sel-sel kekebalan, fagositosis bakteri vagina dan sel inang, dan
endositosis protein host. T. vaginalis
parasit ini juga berfungsi sebagai vektor untuk penyebaran organisme lain,
membawa patogen menempel ke permukaan mereka ke dalam tuba tubes. Infeksi T. Vaginalis, biasanya ditularkan secara
seksual (masa inkubasi 3-28 hari). Tanda dan gejala biasanya muncul dalam waktu
satu bulan datang ke dalam kontak dengan tricomonas.
Penularan umumnya
melalui hubungan kelamin, tetapi dapat juga melalui pakaian handuk atau karena berenang / mandi di air
yang telah terkontaminasi Trichomonas vaginalis. Oleh karena itu
trikomoniasis ini terutama ditemukan pada orang dengan
aktifitas seksual yang tinggi, tetapi dapat
juga diketemukan pada bayi yang baru lahir dan penderita setelah menopause.
Penderita wanita lebih banyak disbanding pria karena kurang memperhatikan
kebersihan dan kelembaban alat kelaminnya. (Jawets E,2005)
Trichomonas vaginalis mampu
menimbulkan peradangan pada dinding salran urogenital dengan cara invasi sampai
mencapai jaringan epitel dan sub epitel. Intensitas infeksi, status pH ,
fisiologis permukaan vagina dan saluran genitourinaria lain serta floral
bakteri yang menyertai merupakan factor yang mempengaruhi patogenitas. Masa
tunas rata – rata 4 hari sampai 3 minggu . organisme tidak bertahan hidup dalam
keasaman vagina normal yaitu pada pH 3,8 – 4,4 . (Cook GC,1996)
Gambar 3 Vagina yang terinfeksi oleh Trichomonas
vaginalis gambar diambil dari ;http://labkesehatan.blogspot.com
Trichomonas vaginalis masuk
kedalam vagina melalui hubungan seksual, maupun kontaminan air sungai , yang
kemudian menyerang epitel squamosa vagina dan mulai bermultiplikasi secara
aktif . Hal ini menyebabkan suplai glikogen untuk kuman lactobacillus menjadi
berkurang bahkan menjadi tidak ada sama sekali . Dan diketahui secara invitro
ternyata Trichomonas vaginalis ini memakan dan
membunuh lactobacillusdan bakteri lainnya . Akibatnya jumlah
lactobacillus Doderline menjadi sedikit dan dapat hilang sama sekali sehingga produksi asam laktat akan semakin
menurun. Akibat kondisi ini , pH vagina akan meningkat antara 5,0 – 5,5 . pada
suasana pH seperti ini selain Trichomonas vaginalis berkembang
semakin cepat , akan memungkinkan untuk berkembang mikroorganisme pathogen
lainnya seperti bakteri dan jamur.
Trichomonas vaginalis yang
di tularkan dengan jumlah cukup ke dalam vagina dapat
berkembang biak, bila flora bakteri, pH dan keadaan fisiologi vagina
sesuai. Setelah berkembang biak ,terjadi degenerasi dan deskuamasi
sel epitel vagina. Di sekitar vagina tedapat sedikit leukosit dan
parasit bercampur dengan sel epitel.
Sekret vagina mengalir keluar vagina
dan menimbulkan gejala flour albus. Setelah lewat stadium akut,
gejala berkurang dan dapat reda sendiri. Pemeriksaan →in speculo,
tampak kelainan berupa vaginitis, dinding vagina dan porsio tampak
merah meradang dan pada infeksi berat →pendarahan-pendarahan kecil.Flour tampak
berkumpul di belakang porsio, encer atau sedikit kental pada infeksi campuran,
berwarna putih kekuning2an atau putih kelabu dan berbusa.
b.
Gejala dan Dampak penyakit
Gejala klisis Trichamoniasis
Tanda-tanda umum wanita yang terinfeksi adalah nyeri
bagian abdomen, gatal-gatal, dan berbau tidak sedap. Pada pria, tanda infeksi
umumnya tidak begitu terlihat, kadang dapat menyebabkan urethritis, prostatitis,
dan epididymitis. Infeksi lebih lanjut dapat menyebabkan infertilitas, dan
transformasi jarigan serviks.
Tanda -
tanda infeksi:
1.perih saat buang air kecil
2.terasa panas dan gatal pada
permukaan vagina
3.keluar lendir putih atau
kuning dan berbau
4.air kencing keruh pada pagi
hari
Gejala
Klinis
Prevalensi keluhan pada penderita
trikomoniasis kadang – kadang tidak ada , cairan kental ( discharge ) , bau ,
menimbulkan iritasi atau gatal , dispareunia , disuria maupun perasaan tidak
enak pada bagian bawah perut . Sedangkan gejala pada penderita trikomoniasis
kadang – kadang tidak ada, eritemia vulva yang difus, cairan kental
( discharge ) yang berlebihan warna kekuning kuningan dan berbusa , inflamasi
dinding vagina maupun strawberry cervix yang terlihat pada pengamatan langsung
dengan kolposkopi. (Omer E.F.E,1993)
Keluhan lain yang mungkin terjadi
adalah perdarahan abnormal pada vagina yang menghasilkan sekret vagina yang
mengandung darah serta pendarahan setelah senggama. Dalam keadaan seperti
ini Trichomonas vaginalis merupakan pertimbangan utama
dalam
Diagnose
banding pada perdarahan vagina karena mikroorganisme . Pada beberapa kasus juga
terjadi pembesaran kelenjar limfa inguinal , daerah vagina dan cervix kemerahan
, pada kasus yang akut diketemukan noda atau bercak darah ( small haemorrhagie
spot ). Pada vagina dan pada leher rahim sehingga pada permukaannya
memberi gambaran seperti buah strawberry. (Chin J,2000)
Gambar 5. Gambaran infeksi Trichomonas
vaginalis seperti buah strawberry.Gambar diambil dari ;http://google.com/trikomoniasis
Pada kasus kronik cairan kental (
discharge ) bisa juga menyebabkan mumculnya kutil ( warts ) pada genital dan
infeksi ini biasanya juga disertai dengan dispareunia, menorrhagia ( haid yang
berlebihan ) dan nyeri haid yang bisa memburuk selama dan setelah menstruasi
dan kadang – kadang pada kehamilan .
Trikomoniasis juga sering
menimbulkan komplikasi pada wanita yang bisa menyebabkan infeksi pada kelenjar skene
, barthilinitis radang pada kelenjar bartolin urethritis ( radang
pada urethra ) , dan cystitis ( radang pada kandung kemih ) serta gangguan
psikologi melengkapi infeksi trikomoniasis. Namun dari semua keluhan yang ada
ternyata sekret vagina yang berupa cairan keputihan ( flour albus ) merupakan
kelainan utama dan biasa diketemukan pada trikomoniasis. Tetapi jika
hal ini digunakan
sebagai diagnose tunggal dengan adanya nanah , sekret
yang berbusa dianggap merupakan karakteristik vaginitis karena trikomoniasis
maka 88% akan memberikan hasil negative palsu artinya wanita yang benar – benar
terinfeksi menjadi tidak terdeteksi. (Rien M.F,1990)
Tanda dan gejala biasanya muncul
dalam waktu satu bulan datang ke dalam kontak dengan tricomonas. Berikut tanda
atau gejala yang terjadi pada perempuan dan pria.
Perempuan:
1. Nyeri,
peradangan dan gatal-gatal di sekitar vagina. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan
ketika berhubungan seks.
2. Suatu
perubahan dalam vagina – mungkin ada sedikit atau banyak, dan mungkin tebal
atau tipis, atau berbusa dan kuning. Anda juga mungkin memperhatikan bau aneh
yang mungkin tidak menyenangkan.
3. Kadang-kadang
akan ada rasa sakit di daerah selangkangan, meskipun hal ini jarang terjadi
4.
Nyeri ketika buang air.
Pria:
1.
Sebuah cairan yang keluar dari
penis, yang mungkin tipis dan keputihan.
2.
Nyeri atau sensasi terbakar,
ketika melewati urin.
3.
Kenaikan frekuensi urinations
disebabkan oleh iritasi infeksi
4.
Peradangan kulup (ini
jarang terjadi).
Sekitar
setengah dari mereka yang terinfeksi parasit ini tidak mengalami gejala apa
pun.
Keluhan lain: pruritus vagina
atau vulva dan disuria (rasa pedih waktu kencing) Infeksi dapat
menjalar dan menyebabkan uretritis. Trikomoniasis pada laki-laki yang
diserang terutama urethra, kelenjar prostat, kadang-kadang preputium, vesikula
seminalis dan epididimis. Pada umumnya gambaran klinis lebih ringan
dibandingkan dengan wanita. Bentuk akut gejalanya mirip uretritis non gonore,
misalnya disuria, poliuria, dan secret urethra mukoid atau mukopurulen. Urin
biasanya jernih, tetapi kadang-kadang ada benang-benang halus.
Pada bentuk kronik gejalanya tidak khas; gatal pada
urethra, disuria, dan
urin
keruh pada pagi hari. Menurut Jira, gejala trichomoniasis pada pria dapat dibagi menjadi 4 stadium, yaitu :
keruh pada pagi hari. Menurut Jira, gejala trichomoniasis pada pria dapat dibagi menjadi 4 stadium, yaitu :
1. Stadium
akut primer, dijumpai eksudat urethtra.
2. Stadium
sub-kronik, eksudat dijumpai sangat sedikit.
3. Stadium
laten, gejala klinis tidak dijumpai.
4. Stadium kronik, yang dapat
berlangsung sampai beberapa tahun
2.7. Diagnosa,Pencegahan dan pengobatan Trichomonas vaginalis
a.
Diagnosa
Diagnosa
Laboratorium
Ada beberapa cara
pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis trikomoniasis.
Diagnosis dapat ditegakkan melalui hal – hal berikut ini :
1. Gejala klinis.
Diagnosis ditegakkan
melalui gejala klinis baik yang subyektif maupun obyektif. Tetapi diagnosis
sulit ditegakkan pada penderita pria dimana trikomoniasis pada pria hanya
dijumpai sedikit organismeTrichomonas vaginalis dibandingkan
dengan wanita penderita trikomoniasis.(Chin J,2000)
2. Pemeriksaan mikroskopik.
Pemeriksaan secara
mikroskopik dapat dibedakan menjadi 2 berdasarkan sampel yang digunakan sebagai
bahan pemeriksaan yaitu :
a. Sediaan sekret
vagina
Pengambilan sampel
sekret vagina dilakukan dengan cara – cara pap smear. Kemudian buat sediaan
lalu dilakukan pengecatan dan lihat di bawah mikroskop. Pemeriksaan mikroskopis
secara langsung dapat juga dilakukan dengan cara membuar sediaan dari sekret
vagina yang dicampur dengan satu tetes garam fisiologis diatas gelas obyek dan
langsung dilihat dibawah mikroskop.
Pemberian beberapa tetes
KOH 10 – 20 % pada cairan vagina yang diperiksa , dapat menimbulkan bau yang
tajam dan amis pada 75% wanita yang positif trikomoniasis dan infeksi bacterial
vaginosis. Tetapi tidak pada mereka yang menderita vulvovaginal
kandidiasis.untuk menyingkirkan bacterial
vaginosis dari infeksi trikomoniasis dapat diketehui dengan memeriksa
konsentrasi lactobacillus yang jelas berkurang pada trikomoniasis dan pH vagina
yang basa.
Pada pria , pengambilan
sekret dilakukan dengan memencet gland penis sampai cairan terkumpul diujung
gland penis lalu dibuka.
Pada pemeriksaan sekret
secara mikroskopik pada mereka yang terinfeksi trikomoniasis sering dijumpai
sel – sel PMN yang sangat banyak , coccobacillus , serta organisme Trichomonas
vaginalis yang pada sediaan yang segar dapat kelihatan
motil. (Mulyati Ompungsu,1995)
b. Sediaan sedimen urin
Urin yang akan
diperiksa, sebelumnya diputar terlebih dahulu dengan kecepatan rendah selama 5
menit, kemudian dibuang supernatannya. Sedimen yang mengendap pada dasar tabung
tersebut diperiksa secara mikroskopis dengan lensa obyektif 10 kali atau
memakai lensa obyektif 40 kali untuk mengamatiTrichomonas
vaginalis . Setelah itu segera dilakukan pengecatan. (Gracia
L.S,2006)
3. Kultur
Selain pemeriksaan
secara klinis dan mikroskopis langsung, cara lain yang dapat dilakukan adalah
dengan kultur, terutama pada mereka yang sedikit jumlah organisme Trichomonas
vaginalisnya , seperti pada pria atau wanita penderita trikomoniasis
kronik. (Yunilda,2005)
4. Serologi dan Immunologi.
Pemeriksaan dengan cara
ini belum menjamin dan belum cukup sensitive untuk mendiagnosis infeksi Trichomonas
vaginalis . Walaupun sudah banyak
penelitihan yang akhir – akhir ini menggunakan teknik serologi untuk
mendiagnosis infeksi Trichomonas vaginalis .(Andriyani,2005)
b.
Pencegahan
penyakit yang disebebkan
oleh Trichomonas vaginalis dapat dicegah dengan
berbagai cara, diantaranya yaitu:
·
Hindari menggunakan
pencuci vagina dengan semprot vagina (spray)
•
Kenakan pakaian dalam
dari katun agar mudah menyerap kelembaban, dan sirkulasi udara di sekitar
vagina terjaga. Pakaian yang tidak menyerap keringat akan menciptakan suasana
di vagina menjadi lembab dan tentu saja merangasang pertumbuhan bakteri yang
merugikan.
•
Meski penampilan
terlihat seksi tapi sebisa mungkin hindari celana panjang super ketat karena
dapat menimbulkan rasa hangat dan lembab.
•
Ganti pembalut sesering
mungkin jika sedang mengalami haid.
•
Jaga kebersihan vagina
baik sebelum dan sesudah behubungan seks.
•
Membasuh vagina dengan
bersih setiap kali membuang air besar dan keringkan dengan tisu.
•
Setelah buang air
besar, bilaslah dengan air dari arah depan ke belakang. Cara ini dapat mencegah
penyebaran bakteri dari arah anus ke vagina.
•
Jaga Organ intim tetap
bersih dan kering.
•
Jaga berat badan ideal.
karena kegemukan dapat membuat paha tertutup rapat dan membuat lingkungan
vagina lembab akibat kurang sirkulasi.
•
Mengkonsumsi makanan
sehat bergizi, jangan terlalu banyak mengandung gula dan tepung karena dapat
mempercepat pertumbuhan bakteri merugikan.
•
Hindari stress karena
daya tahan tubuh bisa menurun dan dapat mengundang infeksi.
•
Jangan lupa olahraga
teratur agar kekebalan tubuh terjaga.
§ Pencegahan
infeksi yang disebabkan oleh trichomonas vaginalis dapat dilakukan dengan:
Penyuluhan
dan pendidikan terhadap pasien dan masyarakat umumnya tentang infeksi ini.
§ Diagnosis
dan penanganan yang tepat pada pasangan penderita tricomoniasis.
§ Pemakaian
kondom dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencegah tertularnya
pasangan seksual terhadap infeksi ini.
§ Tidak
berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Dan apabila salah satu
pasangan menderita tricomoniasis, maka sebaiknya pengobatan diberikan kepada
kedua orang pasangan tersebut.
c. Pengobatan Trichomonas vaginalis
Trikomoniasis bisa
diatasi secara efektif dengan antibiotik. Metronidazole adalah jenis antibiotik
yang biasa dipakai untuk mengatasi infeksi ini. Antibiotik ini diresepkan dalam
dosis tertentu untuk dikonsumsi selama 5-7 hari. Selain metronidazole,
tinidazole juga bisa digunakan untuk pengobatan. Minum obat ini setelah makan
dan hindari mengonsumsi minuman keras selama 24 jam setelah meminum
metronidazole atau 72 jam setelah meminum tinidazole karena bisa menyebabkan
mual parah dan muntah-muntah.
Jika antibiotik telah dikonsumsi sampai habis dan gejalanya masih terlihat,
atau hasil laboratorium menyatakan hasil negatif terhadap trikomoniasis, maka
Anda membutuhkan tes lebih lanjut untuk mengetahui apakah gejala ini disebabkan
oleh penyakit infeksi menular seksual yang lain.
Bisa juga sebaiknya melakukan tes
ulang jika Anda muntah setelah minum antibiotik karena kemungkinan
antibiotik tidak diserap dan Anda akan memerlukan antibiotik lebih atau metode
perawatan lain.
Penting untuk menghabiskan semua antibiotik yang diresepkan agar infeksi
tidak kembali. Hindari hubungan intim hingga infeksi teratasi secara sempurna.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Trichomonas vaginalis pertama kali ditemukan di Paris oleh Alfred
Donne pada tanggal 19 september 1836. Trichomonas vaginalis adalah protozoa parasit,patogenik anaerobik berflagela dan
agen penyebab trikomoniasis. Trichomonas
vaginalis terdapat paling banyak pada
negara industri, dan dapat terinfeksi baik pria maupun wanita. Trichomonas vaginalis merupakan penyakit menular seksual yang
bersifat patogen, namun hal ini dapat dicegah dengan gaya hidup yang sehat
serta tidak menggonta-ganti pasangan seksual.
3.2. Saran
-
DAFTAR PUSTAKA
eMedicine.com
http://en.wikipedia.org/wiki/Trichomoniasis
http://kidshealth.org/parent/infections/std/trichomoniasis.html#
http://www.infokedokteran.com/info-obat/diagnosis-dan-penatalaksanaan-penyakit-trikomoniasis.html
www.cdc.gov/std/trichomonas/stdfact-trichomoniasis.htm
www.emedicinehealth.com
www.nlm.nih.gov/medlineplus/trichomoniasis.html
https://meetdoctor.com/mobile/article/penularan-trikomoniosis
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Trichomonas_vaginalis http://aakmalang.blogspot.co.id/p/trikomonas.html?m=1
http://en.wikipedia.org/wiki/Trichomoniasis
http://kidshealth.org/parent/infections/std/trichomoniasis.html#
http://www.infokedokteran.com/info-obat/diagnosis-dan-penatalaksanaan-penyakit-trikomoniasis.html
www.cdc.gov/std/trichomonas/stdfact-trichomoniasis.htm
www.emedicinehealth.com
www.nlm.nih.gov/medlineplus/trichomoniasis.html
https://meetdoctor.com/mobile/article/penularan-trikomoniosis
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Trichomonas_vaginalis http://aakmalang.blogspot.co.id/p/trikomonas.html?m=1
Margono S.S.2000. Flagellata
Traktus Urogenital Dan Tractus Digestivus. Parasitologi
Kedokteran. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI
Andriyani , Yunilda
2005. Trichomonas vaginalis – Protozoa Patogen Saluran
Urogenital
Universitas Sumatera
Utara Repository.
Komentar
Posting Komentar