DIABETES MELITUS TIPE 1 DAN TIPE 2 (PENGERTIAN, ETIOLOGI, PENATALAKSANAAN)
DIABETES
MELITUS
(RINGKASAN SINGKAT)
FARMASI
A. PENGERTIAN
Diabetes adalah penyakit kronis berupa gangguan
metabolic yang ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal (InfoDATIN,
2020). Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu sindroma klinik yang ditandai
dengan poliuri, polidipsi, polifagi, disertai peningkatan kadar glukosa darah
atau hiperglikemia (glukosa puasa ≥ 126 mg/dL atau postprandial ≥ 200 mg/dL
atau glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dL). Bila DM tidak segera diatasi akan terjadi
gangguan metabolisme lemak dan protein, dan resiko timbulanya gangguan
mikrovaskular atau makrovaskular meningkat (Gunawan, 2016; 495). Diabetes
Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya (kemkes, 2019;3)
B. Etiologi
Diabetes
Melitus dapat dibedakan menjadi:
1. Diabetes
Melitus Tipe 1
Dikarenakan
adanya gangguan produksi insulin akibad penyakit autoimun (kerusakan sel beta)
atau idiopatik. Tipe ini sering disebut Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM),
karena pasien mutlak membutuhkan insulin.
Anak-anak dengan tipe 1 diabetes biasanya hadir dengan gejala khas poliuria/polidipsia, dan sekitar sepertiga hadir dengan ketoasidosis diabetik.
2. Diabetes
melitus tipe 2
Diakibadkan karena
hilangnya progresifitas sel B pankreas yang terjadi seiiring dengan terjadinya resistensi
insulin atau gangguan sekresi insulin.pasien dengan DM tipe 2 biasanya lesuh,
polyuria, nocturia, dan polidipsi. Serta akan mengalami penurunan berat badan
yang signifikan. DM tipe 2 pads umumnya terjadi pada pasien yang memiliki berat
badan berlebih atau obesitas.
3. Diabetes
Gestational
Diabetes Mellitus
Gestasional (GDM=Gestational Diabetes Mellitus) adalah keadaan diabetes atau
intoleransi glukosa yang timbul selama masa kehamilan, dan biasanya berlangsung
hanya sementara atau temporer.
4. Diabetes
lainnya
Jenis diabetes tertentu karena penyebab lain, misalnya, sindrom diabetes
monogenik (seperti diabetes
neonatal dan diabetes onset maturitas pada orang muda), penyakit pankreas eksokrin (seperti cystic fibrosis
dan pankreatitis), dan diabetes yang
diinduksi bahan kimia/obat (seperti dengan
penggunaan glukokortikoid, dalam pengobatan HIV/AIDS, atau setelah transplantasi organ)
C. PATOFISIOLOGI
1. Diabetes
Melitus Tipe 1
DM tipe 1 biasanya berkemabang Ketika anak-anak atau beranjak dewasa dan hasil dari autoimun yang menyebabkan kerusakan sel B, hal ini mneyabakan kekurangan insulin. Gangguan produksi insulin pada DM Tipe 1 umumnya terjadi karena kerusakan sel-sel β pulau Langerhans yang disebabkan oleh reaksi autoimun.
2. Diabetes Melitus Tipe 2
Dalam patofisiologi DM tipe 2 terdapat beberapa keadaan yang berperan yaitu:
a.
Resistensi insulin
b.
Disfungsi sel B pancreas
Diabetes melitus tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin, namun karena sel sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin secara normal.Keadaan ini lazim disebut sebagai “resistensi insulin”. Resistensi insulin banyak terjadi akibat dari obesitas dan kurang nya aktivitas fisik serta penuaan.Pada penderita diabetes melitus tipe 2 dapat juga terjadi produksi glukosa hepatik yang berlebihan namun tidak terjadi pengrusakan sel-sel B langerhans secara autoimun seperti diabetes melitus tipe 1. Defisiensi fungsi insulin pada penderita diabetes melitus tipe 2 hanya bersifat relatif dan tidak absolut. Pada awal perkembangan diabetes melitus tipe 2, sel B menunjukan gangguan pada sekresi insulin fase pertama,artinya sekresi insulin gagal mengkompensasi resistensi insulin. Apabila tidak ditangani dengan baik,pada perkembangan selanjutnya akan terjadi kerusakan sel-sel B pankreas. Kerusakan sel-sel B pankreas akan terjadi secara progresif seringkali akan menyebabkan defisiensi insulin,sehingga akhirnya penderita memerlukan insulin eksogen. Pada penderita diabetes melitus tipe 2 memang umumnya ditemukan kedua faktor tersebut, yaitu resistensi insulin dan defisiensi insulin.
D. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaannya
terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Non-Farmakologi
Dengan mengubah life
style atau pola hidup, seperti:
-
Mengatur pola makan
-
Diet
-
Olaraga secara teratur
2. Farmakologi
a. Insulin
Insulin yang disekresikan
oleh sel-sel β pankreas akan langsung diinfusikan ke dalam hati melalui vena
porta, yang kemudian akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui peredaran
darah. Efek kerja insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu transpor
glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan insulin menyebabkan glukosa darah
tidak dapat atau terhambat masuk ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan
meningkat, dan sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber energi sehingga
tidak dapat memproduksi energi sebagaimana seharusnya.
Beberapa insulin yaitu:
-
Rapid acting insulins
Humalog (insulin lispro)
Novolog (insulin aspart)
Apidra (insulin glulisine)
-
Short Acting Insulin
Humulin R(Reguler)
Novolin R (Reguler)
-
Intermediate-acting Insulins (NPH)
Humolin N
Novolin N
-
Long acting insulins
Lantus (Insulin glargine)
Levemir (Insulin detemir)
-
Premixed insulin
-
Other injectable preparation
Exenatide (Byetta)
Exanatide
Extended-release (Bydureon)
Liraglutide (Victoza)
Pramlintide (Symlin)
b. Obat
Diabetik Oral
Berdasarkan mekanisme
kerjanya, obat-obat hipoglikemik oral dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
1) Obat-obat yang
meningkatkan sekresi insulin, meliputi obat hipoglikemik oral golongan
sulfonilurea dan glinida (meglitinida dan turunan fenilalanin).
2) Sensitiser insulin
(obat-obat yang dapat meningkatkan sensitifitas sel terhadap insulin), meliputi
obat-obat hipoglikemik golongan biguanida dan tiazolidindion, yang dapat
membantu tubuh untuk memanfaatkan insulin secara lebih efektif.
3) Inhibitor katabolisme
karbohidrat, antara lain inhibitor α-glukosidase yang bekerja menghambat
absorpsi glukosa dan umum digunakan untuk mengendalikan hiperglikemia
post-prandial (post-meal hyperglycemia). Disebut juga “starch-blocker”.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/615/619
http://pio.binfar.kemkes.go.id/PIOPdf/PC_DM.pdf
DiPiro
J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2015, Pharmacotherapy
Handbook, Ninth Edit., McGraw-Hill Education Companies, Inggris.
Gunawan,
Sulistia Gan. 2016. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI.
PERKENI.
(2019). Konsnsus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia 2019.
Komentar
Posting Komentar